Sabtu, 12 Maret 2016

cerpen kehidupan

                                 
                                                   BlackWhite
                     Nanda novalisa putri

     Mungkin ini lah hidup , rasa nya terkadang seperti berputar-putar , kadang di atas kadang kita pun di bawah , tapi apa kah kita pastas menyerah saat kita sedang berada di bawah?? Dan kalian hanya bersenang senang ketika kalian berada di atas??. Rasanya sangat tak adil jika kita sendiri merasa kebahagiaan tanpa memikirkan siapa pemberi nya , dan saat susah malah memohon dan meminta. aku Yuki Shalsabilla  wanita periang yang banyak mengeluarkan canda dan tawa , tapi semua nya itu berubah setelah musibah menimpa kami sekeluarga. Rumah kami terbakar habis semua barang-barang berharga , papa juga di pecat dari pekerjaan nya , dan semua sirna semacam di makan oleh raja api. Tapi untung lah masih ada simpanan uang yang tak di taruh di rumah , syukur kami masih bisa menyewa rumah untuk tempat berteduh. Tapi bukan hanya itu yang membuat ku jadi sering menangis , melaikan orangtua ku yang jadi sering ribut seperti perang dunia ke dua , habis semua barang-barang di lempar dan dicampakkan , dan sejak saat itu mama pergi meninggalkan rumah dengan pria lain yang kelihatan nya berada.
   " ma jangan tinggalin yuki ma... Yuki mau ikut " tangis ku tak membuat mama menghentikan kaki nya terus saja dia berjalan.
   " awas yuki , lepasin mama " mama melapaskan pegangan tangan ku yang menarik bajunya. Aku pun terjatuh ke lantai , aku terus menangis menatap mama yang naik ke mobil pria itu , aku gak ikhlas mama ku pergi , aku hendak mengejarnya tapi papa mencegahku, aku terus menangis di pelukan nya. 
    " sudahlah nak jangan menangis , sudah ya nak, mama mu sudah pergi , tapi papa tak akan meninggalkan mu sebelum kau bahagia , bahkan sampai akhir hayat papa , papa yang akan menjaga mu selagi papa masih hidup " papa mengusap-usap rambut ku dan mulai menengangkan ku. Dan saat itu aku mulai tenang.

                                                                     ***
      Aku menatap sekitar sekolah ku , rasanya malu untuk kesini tanpa mengunakan seragam , dengan gendongan semir sepatu yang ku bawa, aku takut teman-teman akan mencemohi ku , aku sangat malu sekali dengan itu. Padahal semasa sekolah dulu aku selalu mendapat rangking pertama. Sayang sekali aku sudah tak sekolah lagi , pingin sekali aku kembali ke sekolah ini , belajar seperti dulu.
   " Yukiiiii " sapa seseorang yang sepertinya itu rita, aku bergegas lari.  Karena malu aku tak peduli lagi dengan apa pun , aku terus berlari. Aku hanya bisa meminta maaf dalam hati ku , aku tak bisa menemui nya dalam keadaan seperti ini. Aku bukan nya sombong , apa yang harus ku sombongkan dengan hidup ku yang seperti ini. Aku pun terus berjalan , hendak pulang kearah rumah, namun ku lihat seorang sedang duduk diteras rumah ditemani papa ku , sepertinya ku kenal , ku hampiri dan iya itu guruku Bu Dewi. buat apa dia datang kerumah ku?? pikirku. aku hanya lewat saja memasuki pintu tanpa menyapa ataupun memberi salam , karna aku sangat malu sekali.
     "Yuki... ini guru mu , salam dulu ,yang sopan lah sedikit sama guru mu " tegur papa, melihat tingkah ku yang kurang sopan , aku pun berbalik dan mencium tangan Bu Dewi. dan aku bergegas hendak masuk kembali. namun panggilan itu menghentikan langkah ku lagi.
   " yuki tunggu lah sebentar , tidak ada yang kau kejar kan , kenapa terburu-buru seperti itu , sini dulu duduk , ada yang harus dibicarakan " ucap papa , aku pun hanya menurutinya saja , aku pun duduk disebelahnya , aku hanya bingung untuk apa bu Dewi datang ke rumah ku , yang membuat ku bingung dan bertanya-tanya ia mengeluarkan map berisi surat-surat, entah surat apa itu , aku pun tak tau isi surat itu. 
    "nih pak surat-surat nya.." ibu dewi menyerahkan surat-surat itu pada papa , aku sangat penasaran sekali , apa sih isinya tanya ku berulang-ulang dalam hatiku.
    " kamu anak pintar yuki , kamu tak pantas berada di jalan , meminta-minta bahkan menyemir sepatu , kamu juga perempuan yang sangat cantik , sangat tak pantas sekali , maka dari itu ibu memutuskan buat mengangkat kamu menjadi anak ibu dan tentu nya kamu pingin bersekolah kan , tenang , semua nanti ibu yang bakal menangung " jelas bu dewi panjang lebar pada ku , aku juga sangat bingung , ya aku emang ingin sekolah , tapi aku tak ingin meninggalkan papa ku sendiri , mama sudah meninggalkan nya tak mungkin aku juga meninggalkan nya , lagian juga papa sudah berjanji untuk tidak meninggalkan ku, eh malah aku yang meninggalkan nya , tidak sampai hati aku.

   '' tidak bu...aku tak bisa sama sekali meninggalkan papa ku, aku tak bisa bu...'' bantah ku, sekarang aku tau isi surat itu , mungkin itu surat pengadopsian anak atau pengasuh anak angkat.
   " pergi lah nak , kau ingin sekolah kan , pergi lah nak , sekolah mu lebih penting dari apa pun ,kejarlah prestasi mu , saat mama mu datang dan melihat mu sukses dia pasti sangat bangga " papa tersenyum , dan kulihat itu senyum paksaan dari nya , belum pernah aku melihat papa menangis sekali piun belum , kata papa laki-laki itu kuat dan gak mudah menangis , bukan seperti aku , ya aku perempuan hatiku mudah sekali terluka.
   " kan kalau ada libur yuki bisa ketemu sama papanya " ajak bu dewi membujuk ku agar aku ikut dengan nya , apa sih modus nya mengajak ku , apa gunanya aku dirumah nya , aku cuma gadis biasa.
   " kalau kau tidak mau ikut dengan bu dewi, papa tidak akan mau berbicara dengan mu " ancaman papa membuatku sangat kesal , rasanya aku ingin saja menangis , terpaksa aku ikut dengan bu dewi , saat aku naik kemobilnya disitulah air mata ku menetes , aku melihat papa dari dalam kaca mobil , aku tak mampu membalas lambaian tangan papa , tak kuasa aku menahan tangisan ku.setelah sampai rumahnya , aku pun mulai tau kenapa bu dewi mengasuhku,karna ia tak bisa memiliki anak ,saat aku bertanya kenapa ibu tidak mengadopsi anak di panti asuhan , ternyata jawaban nya karna tidak ada yang cocokdi hatinya , katanya dia suka anak seperti ku, yang sangat pintar di pelajaran nya .

  
                                                                         ***
    beberapa tahun kemudian , aku pun tumbuh dewasa di umur baruku yaitu 17 tahun , bu dewi mengadakan party dirumah , tapi aku sangat merindukan papa dan mama saat kami merayakan ulang tahuku sewaktu aku kecil dulu. bu dewi akan mengundang papa di bahagia ku , sangat senang sekali hati ku , coba saja yang di undang bukan cuma papa tapi mama ikut serta , pasti sangat meriah sekali acara ini , namun saat itu aku merasakan pusing yang teramat sakit , gelap seluruhnya tampakku , dan aku pun terjatuh. tak tau sepanik apa orang saat itu , yang ku lihat hanya ada samar-samar yang ,mendekatiku dan kemudian semuanya gelap.
     " dimana ini?? " aku terbangun dan kebingungan dengan suasana sekitar.
     " kamu dirumah sakit yuki , kami panik pas kamu pingsan semalam " jelas bu dewi
     " nak , gimana keadaan mu ?/"
     "papa!! kapan papa datang , dengan siapa?? mama udah pulang pa?? yuki kangen bener sama papa " aku penuh semangat , tak seperti orang sakit.
    " semalam papa menunggu mu disini , hmm ini kado nya dari papa , kau suka ?? papa sengaja bekerja keras karna ingin memberi mu sebuah liontin , papa teringat saat kerja dulu kau sering sekali meminta liontin , tapi papa terlalu sibuk dengan pekerjaan papa , saat papa tak kerja lagi ,papa tak tau harus membeli nya dengan apa , papa akan menaati janji papa , uang yg papa tabung selama itu untuk membeli mu liontin dari berlian itu "  aku tak mampu untuk berkata-kata. aku hanya tersenyum dan memeluk erat papa. bu dewi pun hanya menangis melihat kebahagiaan ku bersama papa tak tau apa sebabnya.
   " sebentar lagi papa harus pergi nak "
   " kemana ?? papa kan janji gak akan meninggalkan yuki , jangan tinggalin yuki ya , yuki masih kangen pa , yuki gak mau jauh dari papa lagi "
   " tapi itu harus yuki " papa langsung keluar tanpa meninggalkan kata-kata apapun lagi , bu dewi pun menetes kan air mata saat melihat ku menangis , ia langsung memeluk ku dan menenangkan ku agar aku berhenti menangis, tapi itu tak bisa ku hentikan terus saja air mata ku mengalir. tiba-tiba seorang dokter datang membawa obat-obat suntik , dan menyuntikkan nya ke alat infus ku , dan tak tau lagi apa yang kurasakan.

     aku pun terbangun , tak kulihat siapa-siapa disisi ku. aku pun tak tau apa yang terjadi. masuk lah bu dewi secara tiba-tiba dan membuatku kaget.
   ' sudah sadar yuki , alhamdulillah ya allah sudah seminggu kamu koma nak"
  " apa yang terjadi pada ku, kok bisa aku berada disini bu " ingatan ku seperti halnya orang yang terkena amesia , benar-benar lupa
  " sebenarnya tak bisa ibu beritahu , tapi ini demi kebaikanmu , ibu tak ingin menutup-nutupi nya "
  " bu jangan bikin aku penasaran " aku mulai memaksa bu dewi
   " sedari kecil kamu memiliki masalah pada lelung hatimu , dan membutuhkan pencangkukan , sebenarnya dulu papa mu ingin mendonorkan hatinya padamu , tapi ia pernah berjanji tidak akan meninggalkan mu sebelum kau dapat bahagia , dan itulah saat ibu mengadopsi mu bukan hanya karena ibu ingin punya anak , tetapi ibu ingin membantu papamu , dan kamu tau surat-surat yang ku berikan itu adalah surat test ronsen mu sewaktu kecil , dan itu diberikan ke ibu sebagai barang bukti bahwa kamu benar-benar sakit , sengaja ibu berikan kembali ,agar kamu tidak tau .dan karna kamu sudah bahagia makanya dia memberi hadiah pada ulang tahun mu yang ke 17 waktu itu , dia tak sanggup lagi melihat keadaan mu , makanya dia secepatnya mendonorkan hatinya , karna ia tak mau terjadi apa-apa pada mu " aku tak kuasa menahan tangisan ku , seperti halnya banjir air mata , aku tak kuat , sudah banyak pengorbanan papa pada ku aku tak sanggup bila begini , aku tak mampu berbicara sepatahkata pun , aku hanya meluangkan semua nya di dalam tangisan , hanya doa yang mampu menolong ku. semoga saja papa senantiasa kau lindungi di syurga mu , amin

                                                           selesai

Tidak ada komentar: