Senin, 11 April 2016

cerpen anak

                       HUKUMAN ANEH
                        Nanda Novalisa Putri

   Nama ku Yulika. saat ini aku duduk di bangku 5 SD di SD pertiwi. Disekolahku ada seorang guru baru. Pak zulkifli. panggilannya Pak Zul.
    pak Zul mengajar pelajaran Bahasa indonesia, dari kelas 4 sampai kelas 6. pak Zul baru dua minggu mengajar di sekolah kami. Bu Nuri, Guru bahasa indonesia yang sebelumnya pindah tugas di sekolah lain.
    sebetulnya pak Zul sangat menyenangkan, namun tindakan nya yang membuat kami heran, setiap kali ada siswa/siswi yang nilainya 6 ke bawah, pak Zul akan memberikan hukuman. anak-anak yang suka ribut dikelas pun mendapatkan hukuman. contohnya, dihari pertama Pak Zul mengajar di kelas 4, ada dua anak laki-laki sedang mengobro. pak Zul langsung menghukum mereka dengan memberikan mereka tugas membuat puisi. Dua hari lalu giliran 10 anak kelas 6 yang mendapatkan hukuman karena nilai mereka jelek. Hukuman buat mereka berbeda-beda. ada yang dihukum menulis karangan, menggambar, mengutip kata-kata bijak, ada juga yang disuruh buat tips cara belajar yang baik.
   
   kemarin giliran kami anak kelas 5 yang terkena hukuman. untuk pertama kalinya, kami mendapat nilai ulangan Bahasa indonesia dari pak Zul. setelah ulangan diperiksa teryata ada 15 anak yang nilainya di bawah standart. diantara 15 murit itu, tersebutlah namaku.
     " uups kok bisa sih? " aku mengeutu didalam hati. aku kan sudah belajar semaksimal mungkin untuk menghadapi ulangan Pak Zul . aku tidak ingin mengikuti jejak anak-anak yang terkena hukuman aneh itu. aku melangkah lesu ke meja pak Zul untuk menerima kertas ulangan ku. tertera jelas angka 5 dikertas ulangan ku
    '' apa yang kamu lakukan sepulang sekolah dirumah  yul? " tanya pak Zul
    " menonton kartun ditelevisi, pak " jawabku terbata

    "baiklah, kamu bapak hukum untuk membuat sipnosis kartun yang kamu tonton siang ini , lalu besok kumpulkan tugasmu bersama dengan tugas teman-teman mu yang lain , lalu serahkan keruang guru besok ya " 
     Aku mengangguk. Dalam hati  aku lega cuma disuruh membuat sipnosis cerita. bagiku itu sih kecil!!.
    setelah aku, giliran yoga yang dipanggil pak Zul. yoga juga mendapat nilai 5, iya dihukum membuat puisi. selanjutnya Rika, Dimas, dan yang lain juga mendapat hukuman yang berbeda-beda. ada yang diminta membuat komik , cerita fiksi dan lain-lain.

                                                             ***

    sepulang sekolah aku segera menganti baju dan makan siang penuh semangat . lalu aku menyiapkan kertas dan bolpoint . sampai menonton film kartun , aku mencoba menulis ringkasan cerita film itu. wah baru kali ini aku mendapatkan hukuman yang membuat ku semangat walaupun terkesan aneh , tapi aku suka juga !
     Esok harinya , aku berangkat ke sekolah dengan riang , setiba dikelas , aku menagih karya hukuman dari 14 temanku. kukumpulkan semua karya itu sesuai perintah pak Zul kemarin.
   saat tiba di teras ruang guru , aku tertegun melihat banyak anak yang berkerumunan di depan papan pengumuman.
    " eh ada apa ya ?? " aku penasaran dan tak jadi menyerahkan karya hukumanku dan teman-temanku kepada pak Zul.
    kaki ku melangkah menuju papan pengumuman, membaur bersama anak-anak lain yang pada heboh.
    " eh liat ! itu gambar yang aku buat minggu lalu , ada disini! " teriak seorang murid kelas 4 kegirangan.
    " itu juga kan puisi teman ku " ujar seorang kakak kelasku
aku menerobos kerumunan, berdesak-desakan ingin ikut berdiri dibarisan terdepan.
    " wow ! keren ! " aku berdecak kagum. papan pengumuman itu disulap menjadi mading yang sangat indah. ada rubik cerita , cerpen , puisi, gambar-gambar, kata-kata bijak, tips dan banyak lagi.
    tanpa bertanya lagi, aku sudah tau, siapa yang membuat majalah dinding ini. Ya akhirnya kami tahu , mengapa pak Zul memberikan hukuman aneh pada murit-murit nya yang nilainya jeblok. ternyata pak Zul ingin membuat majalah dinding. pak Zul mengubah segalanya , kami pun bisa menjadi kreatif karnanya.
   " jadi, karya kami ini kapan dimuat di mading pak Zul ? " tanya ku setelah menyerahkan kumpulan karya hukuman yang kupegang dari tadi.
    " minggu depan, ukuran mading kita kan terbatas. sedangkan karya kalian yang terkumpulkan lumayan banyak" pak Zul tersenyum.
    " apa tidak bisa dipajang besok pak? soalnya kan saya mau memamerkan karya saya " pintaku padanya
     " ha ha ha "pak jun tertawa mendengar permintaanku " ya akan kita pertimbangkan pada rapat pembentukan pengurus majalah dinding sekolah , rapatnya sore nanti jam 3 kamu datang ya, yul !
    " pasti pak! " jawabku mantap
    sesaat kemudian, aku berlari menuju kantin. disana anak-anak sudah ramai membicarakan majalah dinding sekolah. membuat majalah dinding ternyata adalah hukuman ups kegiatan yang menyenagkan maksud ku , hehehe ! :)

Sabtu, 02 April 2016

Puisi Untuk ibu

                 Ibu Kau Pahlawan Hidupku
                          Nanda Novalisa Putri


Ibu....
kau bagaikan matahari yang bersinar terang 
menghiasi hariku dengan senyum manismu 
ibu kau bagaikan malaikat tanpa sayap
kau didik diriku dengan kasih sayang tulusmu
hatimu selembut bulu domba 

ibu...
aku tau satu hal
hal yang membuatku menangis dan kagum 
saat aku terbaring lemah hanya kau yang menemani 
kau rela tak tidur untuk menjaga tidurku saat malam telah larut
subhanallah sungguh mulia jasamu ibu
sampai aku tak bisa membalasnya

oooh ibu...
kau adalah pahlawan dihidupku 
kau lah pejuang yang memperjuangkan jiwanya hanya untuk anak anakmu
aku hanya ingin selalu bersama mu 
terimakasih ibu kau mengajarkanku banyak hal 
i love you forever mother's

Jumat, 01 April 2016

Puisi Tentang Anak Jalanan

                              
                                             PENYANYI JALANAN
                                       
Nanda Novalisa Putri



Pendeknya arus kendaraan
Asap kendaraan yang menghiasi sang pagi 
Tutupi indahnya negara tercinta 
Rambut kusut dan berdebu 
Penuhi baju dengan debu-debu 

                                                                         Terik mentari menerpakan sinarnya 
                                                                         Tak mematahkan semangat bernyanyi 
                                                                         Keliling kesana-kemari demi mengais rupiah..
                                                                         ku dendangkan sebuah lagu suara hati 
                                                                         Dengan alunan gitar kecilku

Hidup ini terkadang tiada pilihan 
Hidupku tergantung pada jalanan 
Iri menatap anak-anak yang penuh harapan 
Ku usap dada perlahan
dan terima takdir yang maha kuasa